BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Program Siskamling Siaga Bencana menjadi pintu masuk untuk mempercepat penyelesaian berbagai permasalahan masyarakat di tingkat kecamatan. Tidak hanya memperkuat keamanan dan kesiapsiagaan bencana, tetapi juga mendorong Organisasi Kepolisian Daerah (OPD) untuk bertindak cepat menyelesaikan permasalahan yang ditemukan di lapangan.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, usai penggelaran Sistem Keamanan Peringatan Bencana di Desa Malabar, Kecamatan Lengkong, Senin (15/12/2025).
Farhan menjelaskan, penguatan sistem keamanan lingkungan mulai digencarkan sejak kerusuhan 29-30 Agustus lalu.
Saat itu, Pemerintah Kota Bandung mengaktifkan sistem keamanan lingkungan di 30 kecamatan dalam waktu kurang dari 10 hari sebagai upaya memperkuat ketahanan dan stabilitas daerah. Namun dalam perjalanannya, sikamling justru memberikan manfaat yang lebih luas.
“Saya bisa membaca langsung permasalahan di masing-masing daerah,” kata Farhan.
Bersama camat, camat, dan pejabat pemerintah, Pemerintah Kota Bandung merancang Siskamling Peringatan Bencana sebagai program kerja sama. Tujuan utamanya adalah agar pimpinan daerah dan OPD mengetahui permasalahan utama yang dihadapi warga di setiap kecamatan.
Untuk itu, Farhan melakukan kunjungan langsung ke 151 kecamatan untuk menyerap keluhan dan kebutuhan nyata masyarakat.
Seluruh permasalahan hasil kunjungan dikumpulkan dan dibahas dalam rapat koordinasi. Setiap OPD segera diberikan tugas dan petunjuk untuk menyelesaikan permasalahan sesuai mandatnya.
Farhan mengatakan penyelesaian harus dilakukan dalam waktu maksimal 24 jam.
“Besok paginya akan langsung kita cek tindak lanjutnya apakah sudah benar atau belum. Kalau masih ada kendala akan segera kita perbaiki,” ujarnya.
Hingga pertengahan Desember lalu, Farhan mengungkapkan, dirinya sudah mengunjungi 52 kelurahan dari total 151 kelurahan yang dibidik.
Kunjungan sedang berlangsung dan akan diulangi dari sub-area awal untuk memastikan bahwa pengobatan berjalan secara optimal.
Dari hasil pemetaan, permasalahan yang paling banyak ditemukan adalah infrastruktur dasar di kawasan pemukiman.
Rata-rata yang diadukan adalah air bersih, pipa air kotor, dan banjir. Juga penerangan jalan umum dan jalan lingkungan, serta perbaikan jalan, kata Farhan.
Selain itu, terdapat pula permasalahan khusus di beberapa daerah, seperti minimnya fasilitas olah raga, banyaknya anak yatim piatu, dan kasus gizi buruk.
Terkait stunting, Farhan mengatakan jumlah kasus di Kota Bandung tidak terlalu tinggi, namun risiko terjadinya stunting tetap perlu diwaspadai. Faktor lingkungan seperti kualitas air minum, sanitasi dan kesehatan ibu menjadi perhatian utama.
“Kalau ibu diare atau anemia, risiko bayinya tinggi stunting. Itu yang kita dorong,” ujarnya.
Melalui siskamling, Pemerintah Kota Bandung juga menemukan fakta menarik mengenai banyaknya pendatang.
Farhan mengatakan, tidak ada satu pun RW di Kota Bandung yang tidak memiliki rumah kos.
Di beberapa daerah, persentase pendatang bahkan bisa mencapai 20 hingga 25 persen dari total penduduk. Kondisi ini dipandang sebagai sebuah peluang baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi pendataan kependudukan.
“Kami mendorong mereka yang sudah tinggal di Bandung untuk memiliki KTP di Bandung. Sehingga bisa didaftarkan, mendapatkan haknya dan memberikan manfaat bagi kota,” kata Farhan.
Dalam pidatonya, Farhan mengungkapkan, partisipasi anggota DPRD merupakan bagian penting dalam program peringatan bencana Siskamling. Partisipasi ini disesuaikan dengan daerah pemilihan masing-masing, mengingat banyak permasalahan yang muncul dari keinginan warga yang dihimpun oleh wakil rakyat.
Teknologi Terkini
Agen Togel Terpercaya
Bandar Togel
Sabung Ayam Online
Berita Terkini
Artikel Terbaru
Berita Terbaru
Penerbangan
Berita Politik
Berita Politik
Software
Software Download
Download Aplikasi
Berita Terkini
News
Jasa PBN
Jasa Artikel